Tak kuasa aku menahan tangis ini ketika mendengar suaranya nun jauh disana. Mengetahui keadaannya yang sedang sendiri. Yang mungkin hanya ditemani oleh suara-suara semu dari layar televisi.
Ibu, mungkin kau juga seperti aku. Yang menahan tangis agar anakmu tak merasakan sakitnya jauh dari buah hati. Akupun juga sekuat tenaga menahan menjaga intonasi suaraku tetap terdengar ceria di ujung telponmu sana. Agar kau pun tak merasakan duka yang makin mendalam.
Sebenarnya banyak yang ingin kuceritakan kepadamu, Ibu. Tentang sekolahku. Tentang teman-temanku yang selama ini menemani hari-hariku disini. Namun, apadaya. Aku terlalu cengeng untuk itu semua.
Terkadang kusesali jalan ini. Jalan yang sudah aku pilih sendiri. Dengan nekat aku berkata, "Ya, aku sanggup menjalani itu semua. Dengan semua resiko yang nantinya akan aku hadapi. Tenag bu, pak, aku kan anak yang kuat". Dengan sombongnya kukatakan itu semua. Aku terlalu congkak. Aku egois! Aku tak memikirkan perasaan kalian, orang tuaku. Aku hanya menginginkan kebebasan dan kesenangan untuk diriku sendiri. Apakah pernah aku memikirkan kesenangan kalian? Aku rasa tidak! Kalaupun iya, pasti itu sudah terlambat! Disaat semuanya sudah terjadi. Disaat nasi sudah menjadi bubur, kalau pepatah mengatakan.
Selama ini aku terus mencoba untuk menguatkan diriku sendiri. Berusaha membandingkan dengan yang lainnya yang tak seberuntung aku dalam bertemu dengan keluarganya. Tetapi, kembali kepada sifatku yang cengeng. Terlalu berat mungkin!
Tetapi tenang saja, Ibu, Bapak. Aku, anakmu akan berusaha berbuat dan memberikan yang terbaik untuk kalian. Disaat aku keluar dari rumah, aku sudah berjanji kepada diriku, "aku akan menjadi anak kebanggan kalian, Ibu, Bapak!!!"
Love You..
semangat bhekti,,, :))
BalasHapushahaha
BalasHapusiya fik. ini gara2 sendirian ni d kosn. anak2 yg lain pada pergi. hehehe
semangat juga fika! :)