Senin, 28 Oktober 2013

Suka baca apa?

Banyak orang yang ketika ditanya, atau ketika kamu-kamu yang pernah merasakan menulis diari miliki teman di jaman-jaman kelabilan SD, hobinya apa? jawabnya:
-  Membaca
+ Membaca apa?

saya berani bertaruh, 50%++ dari para pembaca g bakalan jawab "membaca buku pelajaran!" :D

-  Membaca komik
-  Membaca novel
-  Membaca majalah
dan lain-lain yang tentunya bahan bacaannya tidak terlalu "berat".

Santai, saya juga gitu kok. Hahaha.

Saya suka membaca novel dan agak kurang suka membaca komik. Kenapa g terlalu suka komik?
1. Harga ahal bo' (sebelum tau ada komik online)
2. Cepet habis dibaca, jadi bikin penasaran kelanjutannya, apalagi kalo komiknya bersambung..
3. Bersambung mulu dan itu artinya saya harus keluar duit lagi (g mau rugi banget dah! Hahaha)

Tapi akhir-akhir ini kegemaran saya membaca mulai meluas. Saya mulai melirik biografi-biografi orang terkenal yang bisa menginspirasi, buku-buku panduan kerajinan tangan, buku tentang seputaran pascapanen (aseeeeeek)..

Kegemaran membaca memang harus diteruskan, ditingkatkan dan diturunkan serta ditularkan ke orang-orang sekitar kita!
Yeay!! :D

Kamis, 10 Oktober 2013

Sekelumit cerita tentang Taman Nasional Kutai

Pengen nangis rasanya pas lihat liputan tentang Taman Nasional Kutai di salah satu stasiun TV swasta. Bingung juga iya. Jengkel. Eneg. Campur aduk lah ceritanya!

Jadi gini, kata bapak penanggung jawab TNK (lupa namanya), awalnya, sekitar tahun 1934an, luas TNK itu sekitar 2 juta hektar dan pada tahun 1998 langsung turun drastis luasnya jadi hanya 200 ribu hektar SAJA! Dan luas itu semakin menurun dari tahun ke tahun. Ckckck.

Kondisi ini dipengaruhi karena POPULASI manusia semakin MEMBLUDAK. Manusia mulai menempati dan merambah kawasan TNK dengan menganggap kawasan itu seolah-olah adalah hak mereka sendiri. Tidak hanya itu, mereka juga dengan teganya memperjualbelikan tanah di kawasan TNK. Itu dilakukan oleh para petinggi desa sana loh! Bahkan katanya nih ya, pemerintah daerah setempat bakal merencanakan pembangunan jalan tol yang akan melalui wilayah TNK, pembangunan bandara di tengah wilayah TNK, dan lainnya. Heuu..

Memang sih Kalimantan itu kaya. Batu baranya berlimpah. Kualitas kayunya super. Tapi apakah harus memanfaatkan sumber daya alam itu dengan semena-mena? Harus mengorbankan hidup makhluk Allah lainnya yang terlebih dahulu dan lebih memiliki hak di kawasan itu, seperti orang utan Kalimantan?

Manusia memang sudah terlalu banyak beranak pinak. Dengan kondisi seperti ini, serba salah memang. Dibatasi, manusia butuh itu semua untuk bertahan hidup, tidak dibatasi, manusia jadi serakah dan membabi buta. Huft..

Saya memang bukan orang kehutanan atau orang yang dengan muka ceria ketika diajak atau disuruh ke hutan, tapi saat saya mendengar cerita ini, miris rasanya belum bisa berbuat apa-apa untuk menyeimbangkan Indonesia :(

Salam semangat dan hormat untuk para pecinta keseimbangan dunia dan penegak "keadilan" bagi "seluruh rakyat" Indonesia. Semoga saya bisa membantu anda-anda sekalian, para pendahulu saya. :)
Semoga besok cerah #gagalfokus :P

Rabu, 09 Oktober 2013

A year ago

This is another October in my life. There are so many things happen in this month, one of all is the 19th Tri-University.

I miss this moment so bad. It's almost one year ago, at Bogor. I met many new friends outside Indonesia; Thailand, Japan, China, Vietnam, Australia. Before that, I did some good job with my lecturers and collegueas who being volunteers in this event to prepar all we need for Tri-U. Besides that, as the participant, I did presentation and dance practice, searched souvenirs and other things we did. Aaaa~, how I miss that busy moment!! >.<

This year, one of my best friend I met in last Tri-U will be participate again, her name is Aing. I forget her full name, hehe, but I always remember her unique laugh which will make another people laugh more when see her laugh, haha. Oya, this year, Tri-U will be held in Japan, by Mie University. My friend said that last year participants from Mie University will be the volunteers. Heu, this is will be a reunion for Indonesian and Japan delegation (most of our delegations are last year's volunteers, hehe).

Btw, I have been invited for reunion and halal bihalal for Tri-U's alumny at Bu Endah's home last August, lohh.. I met Disil, Fardil, Kak Potter, Mbak Devi, Hijjaz, Kak Gigi, Kak Faris and Kak Erik. They all alumny of Tri-U except Kak Erik. Hemm, I do thanks to God that I have selected as one of them. They all extraordinary! :D Alhamdulillah.. :)

Tri-U from year to year
At Mekarsari

Sabtu, 05 Oktober 2013

Kebijakan Pemberlakuan Jam Wajib Belajar di Ibukota

Beberapa minggu ini, terutama setelah kejadian kecelakaan maut yang membuat dek Dul jadi tersangka, ramai pemberitaan tentang akan diberlakukannya jam wajib belajar untuk para pelajar di Ibukota. Saya sebagai mantan pelajar, yang Alhamdulillah bukan dari Ibukota, tapi dari desa, hehe, kok rasanya geli-geli g setuju gitu sama rencana ini.

Bukan bermaksud untuk mendukung pelajar g belajar atau bebas berkeliaran di luar rumahnya selama jam 19.00-21.00, tapi tidak semua orang punya kebiasaan yang sama, bapake.. Bisa jadi si anak itu adalah anak yang aktif jadi ada saat-saat tertentu dia diharuskan untuk  keluar rumah mengerjakan/menyelesaikan kreasi-kreasi non akademik dia. Atau mungkin yang banyak kejadian nih ya, ada anak yang jam belajarnya bukan jam segitu, melainkan tengah malam saat kondisi sedang sepi dan hening. Nah loh, trus dengan anak yang seperti ini gimana? Masa mau disamaratakan? Kalo saya mah mending pindah deh, tapi berhubung bukan warga ibukota dan bukan pelajar, jadi saya jalan-jalan aja deh. Haha, g nyambung!

Toh juga kalo mau diputuskan jam belajarnya itu dimulai dari jam 7 malem gitu yah, hal itu agak berat deh kayaknya. Saya sebagai mantan penduduk dari kabupaten tetangganya ibukota kita itu, saya perhatikan anak-anak SMA terutama, mereka itu baru nyampe rumahnya sekitar jam 7 loh pak. Alasannya macem-macem yang pernah sampai di telingan saya, ada yang karena masuknya siang jadinya pulangnya sore, trus kejebak macetnya ibukota yang wuihhh, subhanallah bikin orang yang laper sampe kenyang dan balik laper lagi trus langsung kenyang pas nyampe tujuan, haha, ada yang ikut les dulu, ada yang ikut ekstrakurikuler di sekolah dulu dan lain sebagainya.

Kalo memang rencana ini dilaksanakan untuk mengurangi tingkat perilaku atau kebiasaan negatif dari para pelajar, bukan pelajarnya yang dipaksa gini. Tapi orang tuanya yang harus diberi pengarahan. Orang tuanya atau walinya-lah yang harus diberi pengertian bagaimana mendidik anak yang baik. Jangan cuma bisanya ngasih materi, seperti fenomena akhir-akhir ini yang marak di kota-kota besar, orang tua sibuk bekerja, anak-anak hanya diasuh oleh materi yang melimpah tampa adanya keseimbangan dari kasih sayang orang tuanya

Anak itu kalo dipaksa malah ngenyel. Namanya juga darah muda. Selalu ingin tau dan ingin tau. Jadi sekarang gimana caranya untuk menyeimbangkan keingin-tahuan mereka dengan menyalurkan energi positif biar otak dan perbuatan para generasi muda kita g makin eror!

Salam olahraga, pak! :D


*artikel dari salah satu media online yang saya copas, hehe

Jokowi Didukung Adakan Jam Wajib Belajar

Jokowi Didukung Adakan Jam Wajib Belajar

TEMPO.CO Jakarta:Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berencana menerapkan jam belajar untuk para siswa di Ibu Kota. “Untuk meminimalisir perbuatan negatif, seperti membolos dan berujung tawuran,” kata Jokowi seusai menghadiri acara Majelis Tafsir Agama di Istora Senayan, kemarin. Jam wajib belajar, menurut dia, berbeda dengan jam malam karena jam wajib belajar lebih menekankan agar siswa disiplin.

Jika kebijakan ini diterapkan, Jokowi menjelaskan, maka seorang siswa dilarang keluyuran di luar sekolah tanpa alasan yang jelas. “Jam wajib belajar akan memantau pergerakan siswa di luar,” ujarnya. Jokowi menilai aturan yang ada sekarang masih longgar sehingga siswa baru ditindak ketika berbuat onar. Namun Jokowi tidak mau terburu-buru mengesahkan aturan jam wajib belajar. “Harus minta pendapat dulu dari Dinas Pendidikan, komite sekolah dan orang tua murid,” ujarnya.

Pengamat pendidikan, Arif Rahman Hakim menyarankan pemerintah melakukan pendekatan edukatif sebelum menerapkan jam wajib belajar. Pendekatan edukatif itu bisa dilakukan dengan cara sosialisasi kepada siswa oleh orang tua dan sekolah serta memberi contoh. “Supaya siswa dapat menyaring dengan cerdas setiap aturan yang ada,” ujarnya.

Jumat, 04 Oktober 2013

No tittle

Hi everyone (please, let me be convidence that there will be so many people reading my writing, haha).

I wanna say sorry for everyone who felt unpleasent with my posting in English. I just try to learn and improve my english skill. So, for you who excelent or know something false in my posting, please correct me.

Hehe, thanks anyway ^_^

Kamis, 03 Oktober 2013

The way back from Jogja with Logawa

Two weeks ago, I went to Jogja for some reasons using bus. Along the way from Surabaya to Jogja, I was a little dizzy because the bus driver driving his bus with an unreasoneable speed! >.<

Because that, I thougt to take another mass transportation for going back to Sidoarjo. After some chit-chat with my friend from Situbondo who stayed at Jogja, fortunately she planned to go home at the same day with mine, we dicided to take train.

We used Logawa, a train with economy class. I have been using economy class when I was still at Bogor, I went to Surabaya from Jakarta, and I think this class of train was not as cozy as other people said. But you know, this trip with Jogja was very different!

Before this, I am who always follow the rules, haha, actually I am little scare with something new, never enjoyed my trip with train. But she thaught me how to enjoy your journey with train. She suggested me to move to another wain. Hehe

Thanks to Mbak Fita, a train's lover. Can't wait to have another lovely trip with train with you ^_^

Rabu, 02 Oktober 2013

Pursueing Sheila on 7

Suddenly, I remember about a concert that was held in my campuss some months ago. It was Sheila on 7.

We've already known that So7 is a famous groupband since I was in elementary school (so I think it's about 10-15 years).

Since I was child until now, I just like Westlife and So7 as my favourite band. But I never been crazy to them, like coming to their concert or buying everything related (but there was sometime at my junior high school, I "change" my name into one of Westlife member's family name, McFadden, hahaha).

Another crazy think I did was at So7's concert. I didn't know what made us (Nisa and I) do that. We run and run from one gate to another gate to meet So7. We gathered with the others fans of So7. When someone told that So7 go to right gate, we run to there. After that someone else told us that she saw Duta (vocalis of So7) at the back gate, we run to that gate. Hehe. What a crazy think! :P

Selasa, 24 September 2013

TOUR de EAST JAVA

Beberapa bulan yang lalu, gw dan 4 teman sekelas gw ngerencanain liburan bareng ke beberapa tempat di Jawa Timur. Kebetulan liburan ini nebeng sama teman-teman Backpacker Indonesia (BPI). Tujuannya ada sekitar 4 tempat, Bromo, Gunung Ijen, Baluran dan Suramadu. Setelah cek-kroscek, itung ini itung itu, bayar sini bayar sana, biayanya per orang sekitar 400sekian-ribu. Oke, cukup oke tuh mengingat salah satu teman gw, si Bang Salman yang hobinya ngalor-ngidul dan pernah ke Bromo juga sebelumnya habisnya lebih dari itu, padahal cuma ke Bromo doang.

Anggota tim ekspedisi kite kali ini, lebe deh, orang naik mobil kemana-mana kok ekspedisi, haha, ada gw, Aulia, Salman dan Panji. Salman dan Panji berangkat dari Bogor, gw dari Situbondo dan Aul dari Tuban. Meeting point pertama kita adalah di Stasiun Malang.

Sebelum kita ngumpul sama anak-anak BPI kita memang punya waktu sehari untuk jalan-jalan sesuka kita, karena memang kondisi waktu itu g ada tiket kereta yang waktunya pas, hoho, jadi kita mutusin buat eksplor Malang dulu.

Di Malang ternyata kita ketemu sama 3 teman sekelas kita juga, Fiki, Anggi dan Gita. Mereka bertiga juga mau naik ke Bromo tapi beda rombongan sama kita. Jadinya lebih rame deh kita ngebolang di Malangnya.

Dengan bekal nyewa motor, kita main ke Jatim Park 2, BNS, muter-muter Batu dari ujung ke ujung sambil makan apel malang, sebelum akhirnya sorenya kita berangkat ke Surabaya untuk gabung dengan anak-anak BPI.
Ki-ka : Salman, gw, Anggi, Fiki, Gita, Aulia, Panji

Tujuan pertama kami ke Gunung Bromo. Berhubung penanjakan (mobilnya loh yang nanjak, haha) dilakukan tengah malam, jadi jangan berharap ente-ente bakal ane ceritain dari mana mulai masuknya ke Bromo yee, karena sepanjang perjalanan ane bobok manis. Hehe. Disana kami, Alhamdulillah, ngeliat lahirnya sang fajar dari balik gunung. Subhanallah banget bisa ngeliat matahari mulai dari cahayanya dong yang muncul, sebagian bulatannya, matahari penuh sampe matahari benar-benar sudah naik. Wuihhh!
Matahari terbit
Ngaso + sarapan dulu di tengah penanjakan ke kawah Bromo
A pose before leaving Bromo

Setelah agak siangan dan puas foto-foto, kita mulai pindah tempat ke padang pasir. Padang pasir itu tempat pemberhentian terakhir dari mobil-mobil jip sebelum kita nanjak ke kawah Bromonya. Lumayan ngos-ngosan sih.. Setelah itu ke bukit Teletubbies dan setelah itu kita bergerak ke timur, menuju Ijen.
Loncat-loncat macem Teletubbies :p
Sampe di Ijen, gw juga g ngerti itu lewat mana. Padahal yah gw udah bela-belain, niat dalam hati untuk g tidur biar g kelewat lagi rute nanjaknya, eh ternyata kenyataan berkata lain, gw kembali tertidur. Hahaha

Gw yang pertama kali nanjak gunung bersyukur banget bisa nanjak Ijen dengan lancar. Karena treknya memang sudah bagus, jadi amatiran kayak gw juga g bakalan berat-berat banget. Dari titik mulai pendakian sampai ke puncak kita tempuh selama 2 jam dari 1,5 jam yang biasa orang pro habiskan untuk nanjak rute yang sama. Horee!! :D

Puncak Ijen ternyata buka akhir dari perjalanan ini bro! Kita yang mau ngeliat api biru, karena memang tujuan utama ke Ijen itu api biru. FYI, api biru itu cuma ada 2 di dunia, 1 di Eropa Utara sana, 1 lagi yang di kawah Ijen, harus turun meniti trek batu yang sampingnya itu jurang >.<!! Waktu turun sekitar setengah jam.

Kawah Ijen itu masih menghasilkan belerang aktif. Jadi g heran kalo sepanjang perjalanan naik kita salipan sama bapak-bapak penambang belerang.
Asap belerang dan kawah Ijen yang cantik
Belerang juga agak ngajak main-main sama kita pas kita nyampe sana. G sampe 5 menit gw sampe di kawahnya itu, belum puas juga foto-foto di depan api biru, hiks, tiba-tiba si asap belerang naik dengan tebal. Meskipun kita semua sudah pake masker yang sedikit basah biar kita masih bisa ngirup udara dengan bersih, itu g mempan sodara-sodara! Gw, Panji dan Mbak Mira yang g kuat dengan asapnya mutusin buat naik. Waktu itu gw sempat ngebatin, "Oh gini ya rasanya jadi pendaki yang sudah nyampe puncak gunung. Mereka nyerahin hidupnya pada alam. G ada yang tau apa yang bakal terjadi disini." Kita bertiga cepet-cepet naik. Dari 30 menit waktu turun, kita cuma butuh waktu sekitar 20 menitan buat naik lagi ke puncak gunung gara-gara g mau mati di sana. Hahaha. Dan Alhamdulillah gw juga sempetin buat solat subuh di samping kawah Ijen, meskipun g ngerti itu ngadep mana. Hohoh.
Sujud dulu broh :)
Hamparan awan biru dari ketinggian Ijen, subhanallah.. :)
Tujuan selanjutnya kita ke Baluran. Liat padang rumput yang katanya kalo lagi musim kemarau itu bisa kayak pemandangan di Afrika, liat monyet-monyet keliaran, main di Pantai. Seruuuuuuuuu!!

Berhubung rumah gw di Situbondo dan gw sudah bolak-balik Suramadu juga, gw mutusin buat g ikut ke Suramadu.

Keren deh, kapan-kapan bisa ngikut lagi deh trip-trip macem itu. Hehehe
At taman nasional Baluran

Sabtu, 01 Juni 2013

Kasih orang tua 100%, kasih kakek-nenek?

Pernah dengar istilah kasih ibu sepanjang jalan? Pasti hampir semua orang yang pernah membaca sudah mendengar tentang hal ini. Menurut aku g cuma kasih ibu yang sepanjang jalan, kasih bapak juga kok :)

Mereka menyayangi kita sepenuh hati, katakanlah 100% karena mereka biasanya mau mengorbankan apa saja (asal halal pastinya ya ^^) untuk kebahagiaan anaknya. Tapi apakah kamu pernah tau seberapa besar kasih sayang yang mampu diberikan oleh kakek-nenek kita kepada kita, cucu-cucunya?

Kalo kata om aku, kasih sayang orang tua itu 100% tapi kasih sayang kakek-nenek itu bisa 120%, 150% bahkan 200%. WOW!! O_O

Tapi rasanya bener kok. Hehe. Kerasa g dengan perhatian, perlakuan dan sikap mereka ke kita? Kalau bisa apa yang cucunya minta dia eh mereka turutin. Orang tua marahin kita, mereka pasti langsung pasang badan buat ngebelain kita. Hihihi.
*love you all ^^

Gtau umur berapa, yg jelas kayaknya ini
habis lebaran mau balik k Situbondo :))

Jumat, 31 Mei 2013

Sapu lidi

Di jaman modern seperti sekarang ini, yang namanya halaman rumah rata-rata sudah dipaving, nyaris g keliahatan tanahnya. So, yang namanya nyapu dengan sapu lidi sudah g pernah kayaknya yaa. G ada tanah sih. Haha

Alhamdulillah, di rumah mbah, di Sampang ataupun yang di Besuki, masih ada halaman tanahnya. Dan kayaknya nanti kalo sudah punya rumah sendiri, aku pengen nyediain space halaman yang g ketutupan sama paving atau lantai keramik atau plesteran, biar adem ^^


JOGJA!! Melawan Kesimbangan :D

Posting yang ini bakal berkisah tentang liburan bersama PSDMS tersayang featuring Iqbal + Ira ^^

Akhir minggu kemarin, tanggal 25 sore - 26 sore, kita main-main k Jogja. Perjalanan dari Bogor sebenarnya dimulai dari tanggal 24 sore. Harusnya sih berlima, aku, atikah, mustain, vitor dan iqbal. Tapi karena you know-lah kondisi perlalu lintasan Ibukota dan sekitarnya g pernah mulus, jadilah Vitor dan Iqbal telat berangkat. Aku, Atikah dan Mustain berangkat duluan naik bis sedangkan mereka berdua naik travel ke Jogja.
Perkiraan nyampe sih bakalan bareng, pagi tanggal 25 Mei, tapi sayang seribu sayang, semua itu meleset :(
Vitor dan Iqbal baru sampe sore jam 4an d Jogja. Soooo, perjalanan sebenarnya baru bisa dimulai jam 5 sorenya. Haha. Tapi gpp, yang penting kita semua selamat sampe d Jogja dan kembali ke tempat masing-masing, aku ke Jawa Timur (g usah disebutin tempatnya, terlalu banyak tempat transit, haha), Atikah ke Bogor, Iqbal dan Vitor ke Tangerang, Mustain ke Cileungsi.

Di jogja kita sempat main ke Bukit Bintang (pintu masuknya Gunung Kidul), alun-alun Kidul, Gunung Api Purba dan Pantai Sepanjang di Gunung Kidul. Ngerasain kebebasan jadi bocah (bisa dibuktikan dari foto-foto yang sudah diambil, betapa bocahnya mereka *aku g ngerasa tuh! haha).

Seperti sms Mustain, Vitor dan Atikah sehari/dua hari setelah perjalanan "Melawan Keseimbangan, Iqbal 2013 :P", total 24 jam yang kita lalui itu bener-bener keren! Mustain bilang dia seneng bisa ngeliat semua yang dia suka ada di Jogja meskipun dia juga minta maaf karena kita sudah ikut menanggung akibat dari gaya hidupnya yang serba dadakan (bayangin aja kita nyampe Jogja dia maih belum mutusin kita bakalan kemana aja dan jam berapa aja! Hah! Hahaha). Vitor bilang (smsnya sepertinya pas dia bangun tidur setelah sehari sebelumnya dia maraton dari Jogja lanjut k pabrik, wew! mantap tor! ^^) nanti kita bakal main lagi dan semoga persahabatan ini bakalan terus lanjut g peduli kita lagi ada dimana. Atikah bilang dia terharu dengan sms-sms sebelumnya, bilang kalo mustain itu menjengkelkan tapi apa yang dia buat akhirnya emang keren, vitor itu diam-diam menghanyutkan, haha, aku itu katanya easy going, wekekeke.

Makasih juga buat Iqbal, yang tukang bikin rame suasana. Moodboosternya Atikah yang bakalan aku tagih traktirannya d bulan Agustus nanti! Hahaha, siap-siap aja bal! :D
Makasih buat Ira yang sudah bersedia ikutan ngegelo sampe akhirnya dia harus meriang-meriang. Semoga cepet sembuh ra ^^

Naik becak hias
Gang batu favorit menuju puncak Gunung Purba^^
Bukan lagi hormat, tapi silau men! :p
G ketinggalan juga, ngeUNO-nya :D
Pantai Sepanjang
The personils..
Atikah ^^
Me ^^
Ira ^^
Iqbal ^^
Mustain ^^
Vitor ^^

Netral itu (kadang) bikin cape

Pernah g si lo ada di pihak netral diantara 2 pihak yang lagi berantem, saling ngelempar kata-kata kasar, suka g pake hati dan perasaan kalo ngomong dan lucunya saling nyari tau di belakang punggung masing-masing???

Kedua pihak yang saling berantem itu dua-duanya adalah orang yang yang lebih tua dari lo, harus lo hormatin, sama-sama punya salah dan sisi kebenaran masing-masing yang ngekngoknya dijadiin tameng masing-masing, keras kepala kalo dibilangin dan rasa-rasanya bakalan susah buat diajak kumpul bareng sekedar say sorry meskipun g dari hati banget..

You know, gw sekarang lagi ada d posisi itu! G cuma sekarang sebenarnya. Kejadian ini sudah berlangsung beberapa waktu belakangan ini!! Capek deh ada di tengah-tengah gini.
Nyaris g ada orang yang bisa diajak sharing karena gw masih dianggap bocah dan orang yang gw pikir posisinya sama kayak gw pun sekarang lagi ada d tempat yang jauh banget dan g terlalu apdet sama masalah beginian. Orang-orang di sekitar kedua pihak itu juga rada riskan kalo diajak ngobrol, pada punya kubu masing-masing yang dibela. Tapi dasarnya juga gw terlalu cupu sih buat sekedar nanyain apakah kondisinya sudah baikan? Atau syukur-syukur malah sudah clear masalahnya?

Tapi ternyata ooh tapii, setelah gw tinggal beberapa bulan, kayaknya keadaan masih sama sodara-sodara. Masih jalan di tempat! Gimana caranya gw tau? Haha. Gw tau bukan dari mulut mereka langsung. Tapi dari sikap dan bahasa tubuh mereka *berat banget deh bahasa gw! :P
Dari hasil pertemuan semalem dengan masing-masing pihak, gw yang sudah cukup gede ini sudah bisalah menyimpulkan gimana kondisi yang berlaku sekarang. Dengan gamblang! Yang satu berusaha ngindar ketika ngelihat motor "musuh"nya terparkir padahal gw yang lagi make tu motor. Pas dia tau kalo gw yg make, dia toh mau munculin mukanya dan hasilnya, biasa aja tuh sikapnya sama gw *kayaknya
Si pihak 2 pun g kalah kepo. Pas gw ketemua beliau, si beliau ini nanya-nanya tentang pihak 1 itu. Hadeuuuh.. :|

Dari awal gw tau mereka bermasalah gitu, gw serba salah kalo ada di sekitar mereka. Takut salah ngomong dan akhirnya malah memperkeruh keadaan. Yang ada gw cuma bisa pendem, kubur dalem-dalem, ehh gara-gara ada banjir muncul lagi deh perasaan g enaknya. Hahaha. Gw berusaha bersikap biasa aja di depan dan belakang mereka semua. Biar aja dah gitu aja, setidaknya g makin runyam, gitu kata otak cetek gw. Kekeke
Tapi lama-kelamaan begitu, otak dan segenap jiwa raga capek juga brow! Kalo misal gw boleh g sopan, gw teriakin deh semuanya. Hahaha. Bikin suasanya mencekam aja deh. G bebas. G rame. G keren. Yasudah akhirnya gw hanya bisa kembali ke pemikiran pertama gw, diem aja dan jaga hubungan baik dengan mereka semua dan semua orang di luar sana.

Semoga aja ni keadaan g terus-terusan kayak gini. Bisa goyang-goyang gergaji deh ntar. Hihihi. Makanya kadang gw berpikir enakan di "luar" sana. Tempat gw bisa mengekspresikan hati gw tanpa takut kepentok pertanyaan "mau bela siapa lo, hah?"

Fiuh fiuh fiuh.. Manusia, manusia, ckck >.<!!

Rabu, 29 Mei 2013

Leaving for Bogor :(

Tanggal 25 Mei kemaren akhirnya kami berpisah. Bukan benar-benar berpisah untuk g ketemu lagi, insyaAllah suatu saat nanti ketemuan. Yang kata ega, terutama pas kita nikahan. Hahaha. Dia sudah request ke semua penghuni RC yang masih single untuk nikahnya hari Sabtu aja, jadi yang rumahnya jauh masih bisa hadir. :P

Pas 4 tahun kita 1 rumah. Dari yang namanya manis, sampe busuk-busuknya udah pada tau semua. Wkwkwk. Tapi itu semua bakal jadi kenangan manis buat kita semua.

Terima kasih atas proses pembelajaran diri dari kalian untuk aku. Tanpa kalian, tidak akan ada KITA :')

Setelah Solat Idul Adha (2010)
Sidang Aman


Sidang Eike :D

PH hasil "ngedanus" :P

PH hasil "ngedanus" :P

Sebelum pergi (+Bharata)

Jumat, 17 Mei 2013

Jakarta

Beberapa hari yang lalu, aku sempat main lagi ke Jakarta, kali ini ke daerah Roxy. Daerah ini bisa dibilang wilayah "jajahan" baru buat aku. Haha. Tempatnya g jauh-jauh dari wilayah Gambir, deket sama shelter busway Harmoni juga.

Sebenernya sih kunjungan kali ini dalam rangka nemenin bude aku yang lagi ada semacam seminar di salah satu hotel di daerah Roxy sana. Aku pikir-pikir pas waktu disuruh kesana dan nginep, "lumayan makan enak nih!". Hahaha. Dasar otak mahasiswa yaaa, g bisa disebut kata GRATIS dikit -_______- :P

Hari kedua aku disana, aku diminta buat ngurus tiket kepulangan bude, ngurusin pindah jam terbangnya biar rada majuan dikit. Kebetulan maskapainya Li*n yang kantornya ada di ujung jalan Hsyim Ahsari, depan shelter Harmoni. Aku sudah sempat nanya sama petugas hotel angkutan termudah untuk sampe kesana. Kata abangnya, "naik bajaj aja mba, deket". Setelah dipikir, ditimbang dan akhirnya diputuskan, akhirnya saya memilih untuk jalan kaki saja saudara-saudara! Hahaha

Keluar hotel jam 11 siang. Untungnya waktu itu cuaca Jakarta rada adem, mendung-mendung syahdu syalala gituu. Alhamdulillah. Dari depan hotel ke kantor Li*n butuh waktu 15 menit. Lumayan lah dengan jarak segitu ternyata kecepatan jalan aku masih cukup ok. Hehe. Nah pas pulangnya, udah agak panas karena memang nyaris jam 12 siang. Tapi Allah masih baik sama aku. Anginnya kuenceng banget! :D

Selama perjalanan aku perhatikan di sepanjang jalan, Jakarta ini cantik loh. Gak kalah kok sama negara asia timur yang pernah aku datangi taun lalu. Gedung-gedungnya pun gak kucel-kucel amat. Jalanannya juga oke. Kalo aja kebersihannya dan penataan ruangnya juga sama, mungkin gak perlu keluar negeri deh buat ngerasain "suasana baru" itu.

Semoga di bawah pemerintahan duo Jokowi dan Ahok, Jakarta bisa semakin berbenah dan makin kece badai :D
Aamiin :)

Sabtu, 11 Mei 2013

A beautiful graduation!! :D

Hihihi, Alhamdulillah, finally after the great 4,5 years of my bachelor degree, I have been awarded as 
Bachelor of Science in Agricultural Technology 
at 24th April 2013. Here is some photos of my graduation :D

Me, after the removal of the rope cap grown
With my family
Magenta45 on the show (April edition)
Some of my juniors from Situbondo
Colleagues from Agricultural Engineering's Department
The roommates
Colleagues from Food Technology's Department
Rehearsal
Gifts from friends. Thanks! :D

What happens when you live outside your hometown

I have read an article in my friend's blog last night. She lives in Tokyo nowadays as a student at one of agricultur universtity at Tokyo. There, she re-wrote an article by Chelsea Fagan in tittle "What happens when you live abroad". After I read that, I think the situation is the same as mine but if she lives abroad, I just live in Indonesia but in another province than my hometown. Here it is ..


A very dependable feature of people who live abroad is finding them huddled together in bars and restaurants, talking not just about their homelands, but about the experience of leaving. And strangely enough, these groups of ex-pats aren’t necessarily all from the same home countries, often the mere experience of trading lands and cultures is enough to link them together and build the foundations of a friendship. I knew a decent amount of ex pats — of varying lengths of stay — back in America, and it’s reassuring to see that here in Europe, the “foreigner” bars are just as prevalent and filled with the same warm, nostalgic chatter.
But one thing that undoubtedly exists between all of us, something that lingers unspoken at all of our gatherings, is fear. There is a palpable fear to living in a new country, and though it is more acute in the first months, even year, of your stay, it never completely evaporates as time goes on. It simply changes. The anxiousness that was once concentrated on how you’re going to make new friends, adjust, and master the nuances of the language has become the repeated question “What am I missing?” As you settle into your new life and country, as time passes and becomes less a question of how long you’ve been here and more one of how long you’ve been gone, you realize that life back home has gone on without you. People have grown up, they’ve moved, they’ve married, they’ve become completely different people — and so have you.
It’s hard to deny that the act of living in another country, in another language, fundamentally changes you. Different parts of your personality sort of float to the top, and you take on qualities, mannerisms, and opinions that define the new people around you. And there’s nothing wrong with that; it’s often part of the reason you left in the first place. You wanted to evolve, to change something, to put yourself in an uncomfortable new situation that would force you to into a new phase of your life.
So many of us, when we leave our home countries, want to escape ourselves. We build up enormous webs of people, of bars and coffee shops, of arguments and exes and the same five places over and over again, from which we feel we can’t break free. There are just too many bridges that have been burned, or love that has turned sour and ugly, or restaurants at which you’ve eaten everything on the menu at least ten times — the only way to escape and to wipe your slate clean is to go somewhere where no one knows who you were, and no one is going to ask. And while it’s enormously refreshing and exhilarating to feel like you can be anyone you want to be and come without the baggage of your past, you realize just how much of “you” was based more on geographic location than anything else.
Walking streets alone and eating dinner at tables for one — maybe with a book, maybe not — you’re left alone for hours, days on end with nothing but your own thoughts. You start talking to yourself, asking yourself questions and answering them, and taking in the day’s activities with a slowness and an appreciation that you’ve never before even attempted. Even just going to the grocery store — when in an exciting new place, when all by yourself, when in a new language — is a thrilling activity. And having to start from zero and rebuild everything, having to re-learn how to live and carry out every day activities like a child, fundamentally alters you. Yes, the country and its people will have their own effect on who you are and what you think, but few things are more profound than just starting over with the basics and relying on yourself to build a life again. I have yet to meet a person who I didn’t find calmed by the experience. There is a certain amount of comfort and confidence that you gain with yourself when you go to this new place and start all over again, and a knowledge that — come what may in the rest of your life — you were capable of taking that leap and landing softly at least once.
But there are the fears. And yes, life has gone on without you. And the longer you stay in your new home, the more profound those changes will become. Holidays, birthdays, weddings — every event that you miss suddenly becomes a tick mark on an endless ream of paper. One day, you simply look back and realize that so much has happened in your absence, that so much has changed. You find it harder and harder to start conversations with people who used to be some of your best friends, and in-jokes become increasingly foreign — you have become an outsider. There are those who stay so long that they can never go back. We all meet the ex-pat who has been in his new home for 30 years and who seems to have almost replaced the missed years spent back in his homeland with full, passionate immersion into his new country. Yes, technically they are immigrants. Technically their birth certificate would place them in a different part of the world. But it’s undeniable that whatever life they left back home, they could never pick up all the pieces to. That old person is gone, and you realize that every day, you come a tiny bit closer to becoming that person yourself — even if you don’t want to.
So you look at your life, and the two countries that hold it, and realize that you are now two distinct people. As much as your countries represent and fulfill different parts of you and what you enjoy about life, as much as you have formed unbreakable bonds with people you love in both places, as much as you feel truly at home in either one, so you are divided in two. For the rest of your life, or at least it feels this way, you will spend your time in one naggingly longing for the other, and waiting until you can get back for at least a few weeks and dive back into the person you were back there. It takes so much to carve out a new life for yourself somewhere new, and it can’t die simply because you’ve moved over a few time zones. The people that took you into their country and became your new family, they aren’t going to mean any less to you when you’re far away.
When you live abroad, you realize that, no matter where you are, you will always be an ex-pat. There will always be a part of you that is far away from its home and is lying dormant until it can breathe and live in full color back in the country where it belongs. To live in a new place is a beautiful, thrilling thing, and it can show you that you can be whoever you want — on your own terms. It can give you the gift of freedom, of new beginnings, of curiosity and excitement. But to start over, to get on that plane, doesn’t come without a price. You cannot be in two places at once, and from now on, you will always lay awake on certain nights and think of all the things you’re missing out on back home.


Actually, a night before, my friend and I just talked about this topic! We discussed about "being a foreigner at ourself neighborhood" and I found the same condition with Fagan. She said "One day, you simply look back and realize that so much has happened in your absence, that so much has changed. You find it harder and harder to start conversations with people who used to be some of your best friends, and in-jokes become increasingly foreign — you have become an outsider"Haha


Jumat, 10 Mei 2013

Hujan

Kebanyakan orang suka males keluar kalo sudah hujan. Apalagi hujannya seperti di Bogor yang deres, pake angin, datangnya suka tiba-tiba, petirnya juga cetar membahana. Pake payung memang salah satu cara untuk melindungi diri dari hujan. Itu seharusnya. Tapi sepertinya aturan hujan di Bogor itu g seperti yang seharusnya deh. Kalo mau aman, pake raincoat, sepatu boat, cover bag, ditambah pake payung juga sekalian. Haha. Lebay! -_______-

G salah memang orang nyebut Bogor sebagai kota hujan. Karena sepertinya disini itu g kenal yang namanya musim kemarau. Nyaris sepanjang tahun hujan turun dengan sukarela di hampir semua wilayah Bogor. Dan yang kena imbasnya adalah Jakarta. Hehe. Gomen ne! Bukan sepenuhnya salah Bogor dong ya kalo Bogor yang hujan tapi Jakarta yang banjir :P

Seperti sekarang nih. Sore-sore gini, waktu yang tepat buat nyari makan buat anak kosn yang rata-rata makannya 2 kali sehari, ehh malah hujannya deres (pake) banget.

Kalo aku sih sejujurnya memang agak risih ya kalo jalan sambil hujan-hujanan (di tempat yang jorok, semacem air got yang suka meluber kalo sudah hujan, ihhhhh >.<)

Tapi kalo misalnya tempatnya oke, trus didukung suasana hati yang lagi galau, haha, asik banget tau mainan air hujan. Rasanya bisa menentramkan gitu! :D


Kamis, 09 Mei 2013

Cerita tengah malam

Seingat saya selama hampir 4 tahun d kosn ini, ini pertama kalinya aku merasa takut. Kemarin malam, aku tidur di luar, di kasur yang memang diletakkan di  ruang depan, di depan TV. Aku tidur sekitar jam 12 malam dengan kondisi lampu dimatikan. Awalnya tidak terasa apa-apa. Hanya sedikit dingin karena hembusan angin yang masuk melalui celah-celah di atas jendela yang tidak tertutup kasa.
Tiba-tiba, ntah itu mimpi atau hanya halusinasi, aku merasa ada yang mengawasiku saat tidur. Yang aku lihat seperti wujud temanku yang saat itu sedang menginap di kosnku. Orangnya kurus tapi bedanya rambutnya itu lurus, pendek sebahu. Dia hanya diam di kejauhan. (Sepertinya) saat itu juga aku bangun dan pindah ke kamar dan aku berkata ke temanku "Ay, aku takut tidur di luar". Seketika aku tertidur dengan nyenyak sampai waktu subuh datang.

Keesokan paginya, aku bercerita kepada temanku yang sebelum-sebelumnya memang biasa tidur di depan TV. "Aku kok kayak ngerasa ada yang ngawasin aku tidur ya di sana, di dekat kamar teteh". Trus temanku menanggapi, "Cewek ya?". Otomatis aku bertanya "Kamu tau?". "Iya. Kadang cowok. Kadang cewek. Tapi aku ngantuk sih, jadi aku biarin aja". Ha!!!

Aku pernah diberitau bapak, dulu, katanya kalau orang bisa melihat yang seperti itu, itu artinya ada yang salah dengan dirinya. Ya mungkin tidak semuanya, tapi g ngerti deh. G pernah tau dengan yang begituan. Kata ibu, g usah takut dengan itu. Kalo kamu takut nanti malah makin digandoli. Banyak-banyak istighfar. Perdekat diri dengan Allah karena hanya Allah yang bisa menolong kita.

Tapi tetep aja sih takut. Sampe semalam pun rasanya tidur g nyeyak. Ntah karena pengaruh lampu yang aku nyalakan atau memang badan lagi g fit. Yang jelas rasanya tidur g nyeyak, ngawang gitu kalo kata aku. Haha. Bolak-balik bangun dan liat jam untuk nunggu waktu saur. Dan akhirnya bisa tidur agak nyenyak (dengan mengabaikan telpon dan sms-sms setelah subuh) setelah solat subuh.

Sepertinya ini memang peringatan untuk semakin mendekatkan diri ke Allah, bukannya malah mikir yang ngga-ngga. Hehe.

It's always hard to say goodbye, isn't it??

Setelah nyaris 5 tahun jadi penduduk sementara Bogor, sepertinya akhirnya harus berkata "See you Bogor, thank you for all the kindness you gave me". Ada rasa sedih, g rela, agak senang, campur aduk semua. Gimana sih rasanya sudah biasa dengan kehidupan semacam ini trus (ngga tiba-tiba juga sih, sudah dipikirkan selama beberapa bulan terakhir) harus pindah ke lingkungan yang sebenarnya g baru-baru amat. Berpisah sama kamar kosn yang rasanya sudah gw banget desainnya, temen kosn, tetangga kosn, temen-temen kampus, temen-temen main, tempat-tempat nongkrong, warteg, bara tempat ngegalau "mau makan apa hari ini?", dan kebiasaan jalan dan meet up dengan teman-teman yang sudah mulai kerja di sekitaran jabodetabek. Tapi ini sudah keputusan. Agak susah buat diganggun gugat. Heuu.. :'(

Sekarang, persiapan buat pindahan di akhir bulan Mei nanti adalah beres-beresin kamar dan kosn sekalian. Satu persatu aku copotin tuh tempelan-tempelan dinding selama kurang dari 4 tahun ngekos disini. Rada g rela sih ngebayangin nantinya kamar ini bakal ditempatin sama orang lain. Haha. Memilah dan memutuskan barang mana aja yang mau dibawa pulang, mana yang dikasih ke orang lain, mana yang bakal diloakin dan mana yang mau dibuang. Sebagai penyayang barang, agak susah sih nentuin mana yang harus berpisah dengan diri ini, *hssss, bahasanya g kuat coyyy! haha.

Rencana kepulangan yang bakal didului sama jalan-jalan PSDM ke jogja membuat aku berpikir untuk meminimalkan barang bawaan, biar g rempong naik turunnya. Hehe. Yaa meskipun ada cowok-cowok yang bisa dimanfaatin buat ngangkut-ngangkut tapi aku kayaknya g setega itu deh nyuruh-nyuruh mereka jadi kuli panggul :D

Rabu, 01 Mei 2013

Yuk berkaca

Ngga jarang kita komplen dengan hal-hal yang g sesuai dengan apa yang kita inginkan. Bahkan ketika sesuatu itu "benar" saat otak dalam keadaan fresh dan berpikiran jernih. Yang namanya manusia pastilah punya sifat egois yang kadarnya itu beda-beda. Tapi intinya tetep sama, sama-sama pernah egois.

Pernah g ngerasa ditinggalin atau kecewa atau ngerasa semua orang itu salah dan kamu aja yang bener? Semua orang sekarang ini rasanya pasti pernah ya terlepas dari nantinya dia bakalan nyadar atau ngga. Saya pernah tuh ngerasa seperti itu. Rasanya seolah-olah saya yang paling benar. Saya berhak marah dan ngambek dengan keadaan seperti itu. Males nyapa. Suka sok jutek. Ngindarin diri dari orang yang sudah "menyakiti" kita dan banyak hal-hal aneh yang intinya untuk mencari pembenaran diri. Kita bisa tuh dengan gamblangnya ngeliat apa aja sih salah orang itu. Apa aja sih yang seharusnya dia lakukan. Seolah-olah kita dewa, eh bukan dewa tapi apa y nyebutnya, someone's perfect mungkin y bahasanya, yang bisa nyelametin semua orang dengan memberikan petunjuk ini itu biar jalannya lurus. Haha.

Oke, pas waktu itu mungkin kita bisa "menyelamatkan" seseorang dari "jurang" dan ngerasa diri kita bener, tapi coba deh kalo kita ada di posisi orang yang "salah". Apa yang terjadi? Kebodohan yang sama yang dulunya pernah kita katakan malah kita sendiri yang ngelakuin. Hahaha. Emang gitu tuh manusia. Kayak pepatah aja, "Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang samudera terlihat". G bakalan (saat itu) kita ngerasa salah ataupun merasa pernah ngomongin tentang kesalahan serupa yang dilakukan orang lain. Udah, lupa semuanya!

Untuk itulah kita manusia dibilang makhluk sosial. Kita g bisa hidup sendiri. Kita butuh orang-orang yang istilahnya itu "ngawal" kehidupan kita. Jadi pagar hidup yang siap menahan kita kalau kita sudah mulai belok.

Semangat untuk terus memperbaiki diri dan berkaca apakah yang kita lakukan dan kita omongkan sudah bener atau perlu pembenaran lebih! ^_^

Selasa, 15 Januari 2013

The 19th Tri University Joint Seminar and Symposium

Tetiba (bahasa Aulia banget) aku inget sama my last international event in 2012 gara-gara baca blognya Ninggar. Acara ini dilaksanakan tanggal 21-26 Oktober 2012 TAAAPIII persiapannya booo dari Maret-detik terakhir menjelang 21 Oktober itu. #fiiiuhhh..

Pas Bu Endah ngabarin tentang Tri-U dan ngejelasin apa sih Tri-U itu, apa yang bakalan dilakukan selama Tri-U, siapa saja yang boleh ikutan, apa saja yang harus dikerjakan untuk melaksanakan event ini. Dari situ, aku memang memutuskan untuk ikutan Tri-U. Kapan lagi coba, ikutan kegiatan internasional tanpa ngeluarin duit sama sekali? Secara ini taun terakhir aku di IPB. Tapi kegalauan muncul pas Bu Endah bilang, "Syarat menjadi delegasi IPB untuk Tri_u adalah belum lulus, belum lulus dalam artian bagi mahasiswa tingkat akhir boleh sidang tapi belum dibolehkan untuk wisuda." Aku yang rencana awal pengennya wisuda bulan September jadinya memutuskan untuk terus berperan aktif di Tri-U tapi hanya sekedar jadi volunteer atau relawan, panitia mahasiswa.

Oke, seleksi jadi volunteer sudah and I have passed the selection successfully on the middle of March 2012 but there were no more information or something to do until June 2012. Untuk sementara kerjaan para volunteer hanya berjaga di sekret, nerima email masuk, mbalesin email masuk, dan mulai mempersiapkan hal-hal lain untuk Tri-U. Alhamdulillah dari kegiatan ini aku dapat banyak hal; tambahan teman dari berbagai fakultas baik seangkatan ataupun adek kelas, dari kakak-kakak yang di ditmawa, dosen-dosen yang sering juga nongkrong di sekret kalo lagi ada kerjaan bareng, ngepoin orang-orang yang ngirimin email ke email Tri-U, debat sana debat sini tapi kebanyakan ketawa-ketiwinya dibandingin sama ngotot-ngototannya. Kegiatan ini dibarengin dengan penelitian dan ngerjain PKM.

Tiba-tiba, arus berubah saudara-saudara. Hahaha. Pas liburan lebaran, dosen pembimbing PKM aku, Bu Lenny nelpon dan nyuruh aku nggantiiin si Igoy buat ikutan Tri-U so aku harus bikin paper dalam waktu sehari dan langsung dikirim ke ibu dan itu artinya harus cepet balik ke Bogor, oh my... :|
Oke, setelah itu aku resmi gabung sama tim delegasi Tri-U dari IPB. Latihan presentasi minimal 3 kali di depan Bu Endah dan teman-teman lainnya. Alhamdulillah banyak banget bantuan yang mereka beri buat kemajuan aku dalam presentasi. Ini bukan hal yang gampang, mempresentasikan sesuatu dalam bahasa Inggris di depan orang banyak. Meskipun ini bukan kali pertama aku ngomong di depan orang banyak dalam bahasa Inggris, tapi ini pertama kalinya aku presentasi sekaligus jawab pertanyaan dari orang-orang luar dalam bahasa Inggris.

Meskipun status kita (para delegasi) adalah delegasi IPB, tapi aku tetap jadi volunteer juga. Kita yang merangkap jabatan macem gitu diserahin tugas untuk bantu-bantu di sekretariat. Selain karena kita memang sudah ngerti banyak perjalanan persiapan Tri-U ke-19 ini, kita juga bakal off per 21 Oktober 2012 dan fokus ke delegasi aja. Tapi sayangnya, aku sempat sakit typus 2 minggu sebelum Tri-U dan harus bedrest selama seminggu. Okeee, daripada g ikutan Tri-U mending nurut deh sama dokternya, toh juga sudah dapat ijin dari Bu Endah. Hehehe.

Kita mulai masuk hotel tanggal 21 Oktober jam 2 siang. Sekamar sama Ninggar. Kegiatannya selama hampir seminggu ini adalah:
  • Day 0 - October 21st
    Cocktail party di rumah makan di daerah sentul gitu. Duduk sama dosen Chiang Rai University yang damn banget dia masih muda banget dan mukanya lumayan cakep! Wkwkwkwk. Dia nanya tentang jumlah populasi di Bogor gara-gara dia lihat macet sepanjang perjalanan. Hahaha. Teu ngarti pak, hepunten nya. :P Joget bareng pas para alumni Tri-U nyanyi. Tukeran kartu nama. Duduk semeja sama temen-temen dari Jiangsu Univ Cina. Tengah malemnya anak-anak delegasi Indonesia ngumpul di kamar Dito buat latihan presentasi.
    Perkenalan para ketua delegasi
    (ki-ka : Mie JPG, IPB, Jiangsu Cina, Ibaraki JPG Adelaide AUS,  Chiang Rai ,
    Chiang Mai, Suranaree THAI)
  • Day 1st - October 22nd
    Dijemput jam 7 pagi dari hotel naik bis IPB yang ternyata ada juga yang oke. Hahaha. Opening ceremony, photo session, ceramah di Andi Hakim Nasution dan siangnya langsung dimulai parallel session untuk presentasi peserta di CCR juga pembagian kelompok workshop. Malemnya ada opening party di IICC. Nari dongs kita para delegasi IPB di situ yang akhirnya nyaris semua peserta ngikutin. Hahaha. Rame :D. Tengah malem lagi ngumpul di kamar Dito buat latihan presentasi. *hoooamm
    Bareng Farah dan Jihah dari UPM, kak Echa IPB
    Indonesian delegation
    Photo session
    Prof. Ito, founder of Tri U
    Jadwal presentasi delegasi Indonesia
    Opening party
  • Day 2nd - October 23th
    Dijemput lagi jam 7. Langsung dihantam sama campuss tour ke kandang Fapet-rumah sakit hewan FKH dan kelompok lainnya ke Seafast-Lab. lapang Leuwikopo. Habis itu langsung dilanjut sama kumpul workshop, trus beres makan siang kita ada parallel session. Aku dan Ninggar yang hanya dua-duanya (mahasiswa IPB) masuk ke bidang energi harus stay  di ruang C untuk nonton Bu Endah presentasi. Lainnya yang lagi g presentasi disebar ke 4 ruang lain untuk saling ngedukung temen-temen IPB yang lagi presentasi. Hahaha. Kompaknyaaaaa... Malemnya kita ada cultural night di CCR. Disini IPB nampilin kesenian daerah Indonesia ke para tamu-tamu asing. Dan wow dapat sambutan yang wuah banget dari mereka. Malam ini libur latihannya. Hahaha
    Foto bareng habis coffe break
Selingan latihan presentasi :D
Day 3th - October 24th
  • Hari ini sedikit beda. Kita ada jalan-jalan ke Taman Buah Mekarsari dan TMII. Malemnya kita para mahasiswanya dikelompok-kelompokin terus diturunin di daerah Taman Kencana, dikasih duit dan disuruh makan di luar, social dinner istilahnya. Hahaha. Aku yang sekelompok sama Talitha (volunteer pendamping kami yang jago banget bahasa Jepangnya), Shoko Izumi, Shogo Kakkisaka, Yutaka Jin, Mituo Makino dan Takuma Fuuji yang semuanya anak-anak Mie Univ makan di Kedai Kita. Anak-anak Jepang itu pada dasarnya rame-rame. Mereka yang g suka pedes eh malah bikin challenge gitu nggigit cabe, makan sambel banyak-banyak sampe mukanya merah tapi masih tetep keukeuh buat makan. Dan malah nambah beli lagi sambel pas diajak ke Giant. Ckckck. Dan tetp, malemnya ngumpul di kamar Dito buat latihan presentasi. Hiks..
    High jump!!!
    Titanic in TMII :D
    Sama dosen dari Cina *baik deh bapaknya, beda sama yg lain, hehe
    Anak-anak Jiangsu Univ
      Welcome sir :D
      Traditional House of Situbondo
      Gelo, main upacara2an di bawah tatapan para anak-anak Cina :P
      Foto bareng Prof Ito
      Social dinner : me, Hang Dao, Shogo, Takuma
    • Day 4th - October 25th
      The last day of the 19th Tri-U!!
       Hari ini jadwal aku presentasi. Ninggar, Dito, Fardil , Dissil juga dapat jadwal presentasi hari terakhir. G suka sih sama jadwalnya. Orang sudah seneng-seneng jalan-jalan eh besoknya masih harus mikir >.<! Presentasi kali ini agak beda dengan hari-hari sebelumnya. Kita tempatnya full di IICC. Tapi alhamdulillah presentasi kami lancar. Hahaha. Fiuhh. Habis itu ada kumpul buat our last preparation for the workshop project. Dan alhamdulillah kelompok aku dapat award The Clearest Idea!!! Keren guys! ^_^. Habis presentasi di workshop, kita siap-siap buat closing ceremony dan  closing party. Dandan buat nari merak, saman dan pendet.
      When Fantastic 4 was presented their project
      My presentation
      We are the WINNER!!!
      With my best friend, May from Suranaree University
      Sama Bu Endah
      Ninggarrrrrrrrrrrrr :D
      Full team
    • Day + - October 26th
      Sebenarnya hari itu adalah hari Idul Adha. Berhubung pada kecapean malemnya, kita pada bablas bangun. Tapi alhamdulillah aku dan Ninggar, bisa ikutan solat Id di masjid dekat hotel meskipun g begitu kerasa feel Idul Adhanya. Hahaha. Siang jam 12an, kita kelaperan, makan bareng ke Pizza Hut dekat situ dan pulang bareng! XD
      Hasil tukeran suvenir

    ...

    Makasi sudah mau membaca..^^