Saatnya berangkat menuntut ilmuuuuuuu
Let's go to Pare. Haha
Jam menunjukkan pukul 12.30 siang. Kami, Aku dan Aulia beserta orangtua Aulia sudah bersiap-siap untuk pergi ke Pare. Cuaca di luar terlihat sangat gelap. Udara dingin menyelimuti kota Tuban. Suasana mencekam. Langit tak bisa menunggu terlalu lama untuk menahan bendungan air hujan yang siap membanjiri bumi Ronggolawe (sebutan kota Tuban). Tanda-tanda keberadaan dementor semakin terasa. Muggle-muggle merasakan suasana yang aneh menyelimuti mereka. Hahahaha. Terobsesi Harry Potter nih! Hihihi
SMS dari Mb Erna, "Ntar kalo ujannya udah reda, aku ke rumahmu."
Hmm.. Okelahkalobegitu. Jadi, kita ngobrol-ngobrol aja sambil nunggu ujan reda dan Mb Erna sampe di rumah Aul.
Tiba-tiba, jam 1.15an lah, ckiitttttttt, Mb Erna dan ibunya datang dengan kostum lengkap sang penakluk hujan. Haha
Karena niat yang super duper bulat untuk pergi ke Pare, mereka rela berhujan-hujan ria dan membungkus tas bajunya dengan plastik yang guede banget. Yang semula aku pikir Mb Erna bawa sayur mayur. Hahaha
What a stupid think!!!
Tengtengtengteng..
Jam 1.30 tek, kami berEnam (aku, Aul, Mb Erna, Ortu Aul dan sopir) berangkat. Pamitan ma neneknya Aul.
SETENGAH JAM KEMUDIAN
Sampailah kita di jembatan ntah apa namanya, Liba, Nufu dan Ibu Liba sudah nunggu. Mereka dengan romantisnya duduk di bawah pohon sambil makan (katanya) dan berkuah air hujan. Wkwkwkwk
What a pity you are!!! :D
JAM 4.30 sore
Akhirnya, setelah menikmati lika-liku perjalanan hidup antara Tuban - Lamongan - Jombang , akhirnya kami sampai juga di Kampung Inggris, Pare, Kediri. Tujuan pertama kami di Pare adalah kantor Mahesa Institute yang ternyata sudah tutup dan tidak menyisakan manusia sebiji pun. Haha.
Hmm, no problem, kami langsung ke camp untuk mencari penginapan selama 2 minggu di Pare. Kami berpindah dari camp 1 ke camp 2 dan
derengdeng...
No more room for us!!!
Hiks, sedih banget. Masa 2 minggu kita ngegembel. OH NO!!!
Tapi Allah masih sayang kami. Kami nemuin kosn di rumah bu bidan.
Awalnya kami ditawari tidur di kamar nifas.
What???? Kamar nifas?
Ohhhh, pikiranku udah macam-macam. Apalagi si Ibu bilang, ntar tanggal tiiiiiittttt (lupa) ada pasiennya yang dijadwalkan akan ngelahirin. Oh, ngebayangin tiap malam tidur ditemani dengan jeritan yang menyayat hati. Hihi.. Mending kami tidur di atas deh bu. Di ruang tamu. Haha
Oke, akhirnya kami tidur di ruang tamu yang kami sulap jadi kamar yang nyaman buat kami berlima. Kami monopoli ruang tamu dan balkon depan. Haha. Maaf y teman-teman yang biasa menghabiskan waktunya di balkon, sekarang jadi terbatas. I'm very-very sorry, guys!
Malam pertama sukses kami lalui dengan ditemani oleh anak-anak kami dan pasukan nyamuk yang setia mencicipi darah kami dengan gratis tapi dengan ancaman nyawa melayang!
"Sudah aku racuni darah itu!"
Haha..
Tidurrrrrrrr..
Zzzzzz..
BHEKTI AYU
Pare, 25 Januari 2010
16.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar