Pernah merasakan menjadi seorang perantau? Hidup jauh dari keluarga, dari orang tua dan orang-orang yang selama ini dari kita lahir sampai kita besar seperti ini? Hidup sendirian tanpa ada sanak saudara. Melakukan segalanya sendiri, dari masalah makan sampai ngatur keadaan keuangan?
Seperti apa rasanya?
MACAM-MACAM kalau menurut aku.
aku juga seorang perantau, perantau ilmu lebih tepatnya. :)
Dulu waktu SMA, aku memang sudah berpikiran untuk kuliah jauh dari Situbondo, kota asalku. Dan hal itu terwujud dengan diterimanya aku di salah satu kampus negeri terbaik di negeri ini, yup IPB atau kata orang bule sih nyebutnya Bogor Agricultural University.
Awal banget sampe Bogor dan tinggal "sendiri" di asrama memang belum ngerasa apa yang biasa orang sebut home sick, mungkin karena banyak hal yang bisa dilakukan dan hal-hal baru yang bisa aku nikmati di lingkungan asrama, kampus, dan sambutan hangat kakak-kakak kelas dari Situbondo di Bogor dan teman-teman di asrama. Taapiiiiii kekuatan itu g bertahan lama. Setelah merasakan mudik saat lebaran, dan pastinya aku sudah bisa membandingkan tingkat kenyamanan di rumah dan asrama. Hihihi. Hampir setiap waktu kosong yang aku punya, tiba-tiba saja air mata menetes. Inget ibu, bapak, saudara-saudara dan kamar tercinta tentunya. Cengeng ya? Bodo amat kalo kata aku mah! Hehehe. Yang penting setelah nangis beres! :p
Setelah beberapa tahun di Bogor, ngerasain beberapa kali mudik saat liburan, pelan-pelan homesick yang tiap waktu kosong pasti nangis sekarang sudah mulai berkurang. Bukan nggak sama sekali, tapi BERKURANG :D Sekarang sudah bisa mengisi dengan hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Mungkin ngerjain tugas kuliah, kadang main sama temen kosn atau temen kuliah yang bertebaran di penjuru IPB. haha. Atau bahkan jalan ke kota-kota tetangga Bogor, misalnya Bandung, Jakarta atau Depok.
Dari situ aku merasakan banyak hal tentang kata RANTAU ini. Merasakan banyak hal, bertemu banyak teman, memanage diri sendiri danlainlain. Banyak juga teman yang merasakan kondisi ini bahkan lebih parah. Mereka yang asalnya dari luar jawa, jarang sekali pulang bahkan bertemu dengan orang tuanya. Jadi bersyukur saja deh dengan kondisi ini, setidaknya 4 kali dalam setahun sih bisa pulang.
Senang susah gembira sedih suka duka komplit jadi 1! Senang bisa menjadi PERANTAU^^
Terima kasih buat bapak-ibu yang sudah rela ngorbanin perasaan, materi dan segalanya buat aku. Doakan aku bisa kembali ke asalku. Mengabdikan diri di daerah asal. Amiin..
-Anak Rantau : Aku Pergi tuk Kembali^^-
Emang asalnya darimana toh mba?
BalasHapussitubondo, jatim. perasaan udah di tulis deh. hehe
BalasHapussepertinya mbak ini lebih beruntung dibandingkan dengan bang toyib yang ga pulang-pulang hehehh
BalasHapusSalam kenal!
haha, iya. makanya bersyukur. setidaknya setaun 4 kali lah. kalo bang toyib itu lupa jalan pulang kali mas makanya g pulang2. :p
BalasHapussalam kenal.. :D
Oh tinggal nya di asrama toh, masih enak itu mbak, dari pada yang ngekos sendiri . hehe
BalasHapusaku juga ingin menjadi seperti itu, semoga terealisasikan . Amin ..