Kamis, 10 Oktober 2013

Sekelumit cerita tentang Taman Nasional Kutai

Pengen nangis rasanya pas lihat liputan tentang Taman Nasional Kutai di salah satu stasiun TV swasta. Bingung juga iya. Jengkel. Eneg. Campur aduk lah ceritanya!

Jadi gini, kata bapak penanggung jawab TNK (lupa namanya), awalnya, sekitar tahun 1934an, luas TNK itu sekitar 2 juta hektar dan pada tahun 1998 langsung turun drastis luasnya jadi hanya 200 ribu hektar SAJA! Dan luas itu semakin menurun dari tahun ke tahun. Ckckck.

Kondisi ini dipengaruhi karena POPULASI manusia semakin MEMBLUDAK. Manusia mulai menempati dan merambah kawasan TNK dengan menganggap kawasan itu seolah-olah adalah hak mereka sendiri. Tidak hanya itu, mereka juga dengan teganya memperjualbelikan tanah di kawasan TNK. Itu dilakukan oleh para petinggi desa sana loh! Bahkan katanya nih ya, pemerintah daerah setempat bakal merencanakan pembangunan jalan tol yang akan melalui wilayah TNK, pembangunan bandara di tengah wilayah TNK, dan lainnya. Heuu..

Memang sih Kalimantan itu kaya. Batu baranya berlimpah. Kualitas kayunya super. Tapi apakah harus memanfaatkan sumber daya alam itu dengan semena-mena? Harus mengorbankan hidup makhluk Allah lainnya yang terlebih dahulu dan lebih memiliki hak di kawasan itu, seperti orang utan Kalimantan?

Manusia memang sudah terlalu banyak beranak pinak. Dengan kondisi seperti ini, serba salah memang. Dibatasi, manusia butuh itu semua untuk bertahan hidup, tidak dibatasi, manusia jadi serakah dan membabi buta. Huft..

Saya memang bukan orang kehutanan atau orang yang dengan muka ceria ketika diajak atau disuruh ke hutan, tapi saat saya mendengar cerita ini, miris rasanya belum bisa berbuat apa-apa untuk menyeimbangkan Indonesia :(

Salam semangat dan hormat untuk para pecinta keseimbangan dunia dan penegak "keadilan" bagi "seluruh rakyat" Indonesia. Semoga saya bisa membantu anda-anda sekalian, para pendahulu saya. :)
Semoga besok cerah #gagalfokus :P

4 komentar:

  1. masyaaAlalh sebegitu parahkan negeri ini,,kalau kawasan Taman Nasional aja udah di rambah,, gimana nasib kelestarian alam kita,,klo kaya gini gw orang yg pertama paling gak terima kalau alam indonesia makin rusak gara2 penduduknya sendiri yg semakin membeludak tapi gak makin pinter tapi justru makin serahak #golok mana golok.. #anger

    EPICENTRUM
    habis main lagi ke Bromo,,tinggal Ijen sama Baluran nih :p

    BalasHapus
  2. Iya tuh, tengah malem disodorin liputan begitu, diulang pula paginya, makin makjleb deh..

    Iya, gw sudah baca liputan lo! Haha. Gw dari dulu pengen ke Bromo itu pengen ke desanya, ngeliat kebiasaan orang2 Tenggernya (gara2 gw baca buku cerita yang nyeritain tentang masyarakat tengger, huhuu). Ajak2 lah kalo mau k Baluran. Gw belum puas kesana, tapi kesana sendiri g berani. Haha *di tempat gw sudah mulai berkurang anak2 seusia gw, mereka semua pada minggat k kota-kota besar, cuma nyisain orang2 tua dan bocah2 kecil disini..#curhat, haha

    Btw, temen gw ngajakin k Ijen nih, mau gabung tak? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. bude gw kebetulan ada darah Tengger,,tapi beliau muslim,,kemaren nginepnya disan,,wuuuihh desaanya bener2 bersahaja bangeet,,adem ayem tentrem :))
      boleh tuh,,kasih kontaknya dong,,barangkali gw bisa join :p

      waah,,miris yaa,,padahal pemuda itu harapan bangsa, #eh harapan desa..kalau slogan gubernur Jateng yg dulu "Bali Deso Bangun Deso" maksudnya kalau kita sudah menuntut ilmu, harus kembali ke daerah asal dan mengembangkannya dengan ilmu kita :))

      Hapus
    2. nanti gw cari fb lu trus gw message aja yah kali aja pas kita mau jalan, bisa gabung :))

      Hapus

...

Makasi sudah mau membaca..^^